Penuh Kepercayaan Diri, Pria Tegap Ini Ternyata Begal Anak SD

Kepercayaan Diri

Yasanti.or.idTrauma akibat ancaman dan kehilangan barang berharga dapat memengaruhi cara berpikir dan tingkat kepercayaan diri anak tersebut.

Dalam menanggapi kejahatan yang terjadi di tengah masyarakat, terkadang kita menemukan kasus yang mengejutkan dan tidak terduga. Salah satunya adalah insiden pembegalan yang melibatkan seorang pria bernama Bari Laksana Agung Hutagalung. Pria berusia 26 tahun ini, meski memiliki fisik yang tegap, ternyata memutuskan untuk melakukan tindakan kriminal yang sangat disayangkan. Kejadian ini terjadi di Jalan Pelita II, Sidorame Barat II, Kecamatan Medan Perjuangan, pada Sabtu, 29 November 2025.

BACA JUGA : Pemberantasan Narkoba: Kurir Sabu 6,5 Kg Tertangkap di Kendari

Kronologi Kejadian Pembegalan

Menurut informasi yang diberikan oleh Kanit Reskrim Polsek Medan Timur, Iptu Khairul Fajri Lubis, Bari tidak bertindak sendiri saat melancarkan aksinya. Ia membawa senjata tajam dan ditemani seorang rekan untuk menggertak dan merampas barang berharga dari seorang bocah SD. Kejadian tersebut merupakan contoh nyata bagaimana ketidakberdayaan seorang anak dapat dimanfaatkan oleh individu yang seharusnya melindungi, bukan mengancam.

Modus Operandi Para Pelaku

Tindakan pembegalan yang dilakukan Bari dan rekannya menampilkan modus operandi yang cukup umum dalam kejahatan jalanan, yaitu penggunaan kekerasan dan ancaman. Keberadaan senjata tajam membuktikan bahwa pelaku memiliki niat untuk melukai bila diperlukan. Ironisnya, sosok yang terlihat kuat dan menakutkan justru memilih jalan pintas yang merugikan orang lain, terutama anak-anak yang tak berdaya.

Dampak Psikologis bagi Korban

Keberanian pelaku dalam melakukan pembegalan di depan umum menunjukkan kurangnya rasa empati dan moralitas yang saat ini mengkhawatirkan. Korban, seorang bocah SD, pastinya akan menghadapi dampak psikologis yang mendalam. Trauma akibat ancaman dan kehilangan barang berharga dapat memengaruhi cara berpikir dan tingkat kepercayaan diri anak tersebut. Hal ini menjadi perhatian serius bagi orang tua dan institusi pendidikan dalam menjaga keamanan anak-anak.

Peran Polisi dalam Menangani Kasus Ini

Pihak kepolisian tentunya memiliki peran penting dalam menanggapi kasus kejahatan ini. Iptu Khairul Fajri Lubis menyatakan bahwa tindakan tegas akan diambil terhadap pelaku untuk memberikan efek jera dan menimbulkan rasa aman bagi masyarakat. Penangkapan Bari dan rekannya akan menjadi sinyal bahwa kejahatan, meski terkadang tampak mudah dilakukan, akan berujung pada konsekuensi hukum yang serius.

Analisis tentang Kejahatan Anak Muda

Kasus pembegalan yang melibatkan Bari menunjukkan sebuah fenomena sosial yang lebih besar yaitu meningkatnya keterlibatan anak muda dalam tindakan kriminal. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari lingkungan sosial, pendidikan yang kurang, hingga pengaruh teman sebaya. Memang, dalam beberapa kasus, individu yang terlibat dalam kejahatan memiliki latar belakang yang kurang beruntung atau tidak mendapatkan pendidikan moral yang memadai.

Kesimpulan: Masyarakat Perlu Bersinergi

Sebagai masyarakat, kita perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak. Kolaborasi antara pihak kepolisian, pemerintah, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencegah tindakan kriminal seperti yang dialami bocah SD tersebut. Edukasi tentang pentingnya moralitas dan empati kepada generasi muda juga harus ditekankan agar mereka memilih jalan yang benar, bukan jalan gelap yang berujung pada penyesalan. Dengan pemahaman dan tindakan bersama, kita bisa mencegah kejadian serupa agar tidak terulang di masa depan.